Selasa, 03 Mei 2011

artikel tentang polisi

Pekerjaan Sampingan Polisi
Melindungi, memberika rasa aman, memberantas kejahatan itu yang sebenarnya tugas seorang polisi. Namun pada zaman kini semua jadi serba terbalik. Polisi yang seharusnya memberikan perlindungan pada masyarakat malah membuat resah. Dengan beberapa kasus yang melibatkan oknum polisi, itu semakin memperburuk nama polisi di mata masyarakat.
Pungli (pungutan liar) adalah salah satu tindakan kecil yang sering dan sudah menjadi kebiasaan dilakukan oleh para oknum polisi di negeri kita ini. Sungguh sangat naas aparat keamanan yang kita miliki. Maraknya pungli yang dilakukan oleh beberapa oknum polisi masih belum bisa memenuhi kebutuhan isi perutnya.
Selasa kemarin ketika beberapa acara berita memberitakan beberapa kejadian buruk yang melibatkan oknum polisi. Berita tersebut membuat salah satu aparat keamanan yang dimiliki oleh negeri ini semakin dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Diawali dengan pemberitaan tiga oknum polisi yang terlibat penculikan seorang mahasiswa dengan alasan terjaring narkoba. Membuat masyarakat tersenyum miris melihat tindak laku polisi tersebut, apalagi salah satu diantaranya seorang perwira. Dengan cara seperti itu polisi penculik tersebut meminta uang tebusan sebanyak 20 juta kepada keluarga korban jika anak mereka ingin dibebaskan. Tiga oknum polisi tersebut dibantu oleh tiga orang masyarakat yang diiming-iming bagi hasil. Bagi hasil yang sangat tidak adil, karena masyarakat yang membantu penculikan tersebut hanya akan diberi 10% dari hasil tebusan. Ternyata hal serupa pernah dilakukan oleh dua orang oknum polisi dengan modus yang sama. Dan dua dari tiga oknum polisi tersebut adalah seorang residivis. Kedua oknum tersebut pernah melakukan pelanggaran tentang penyalahgunaan wewenang tindak pemerasan, sehingga mereka pernah menginap di hotel prodeo selama delapan bulan. Namun untuk kesalahan yang kedua kalinya ini mereka tidak diberi ampun oleh atasan polisi. Meraka akan segera diberhentikan secara tidak hormat oleh atasan mereka.
Berita selanjutnya adalah oknum polisi yang bekerja sampingan sebagai “penjarah”. Oknum polisi ini melakukan aksinya dibantu beberapa orang dan dilakukan di jalan yang sepi dan merampok siapa saja yang melewati jalan sepi tersebut. Kejahatan terakhir yang dilakukan adalah menjarah truk yang bermuatan ikan segar seberat 18 ton. Supir truk yang diturunkan di hutan, mobil dibawa lari dan ikan dijual ke pasar. Setelah uang di tangan, maka mereka habiskan uang tersebut untuk berfoya-foya menikmati indahnya dunia. Sungguh kelakuan bejat yang telah para oknum polisi lakukan terhadap masyarakat yang seharusnya mereka lindungi.
Itukah contoh seorang aparat keamanan yang “baik”? Seharusnya mereka memberikan suatu contoh yang patut ditiru oleh masyarakat. Mereka seharusnya menjaga nama baik mereka dan organisasi mereka serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mereka. namun dengan kesalahan beberapa orang saja akibatnya akan imbas pada semua, hilang kepercayaan masyarakat. Seperti pepatah mengatakan karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Itulah yang telah mereka persembahkan sebagai tanda bakti mereka terhadap organisasi dan Negara, sungguh menggelikan.
Selain kedua berita tersebut ada pula berita yang lalu kasus Buol tentang kekerasan yang dilakukan oleh dua oknum polisi di palu, tepatnya di polsek Biau. Kedua polisi tersebut melakukan kekeresan terhadap seorang remaja yang ditahan karena kasus demo yang terjadi pada Agustus lalu. Tahanan tersebut baru menginap tiga malam di hotel prodeo namun pada pagi hari ketiga tersebut ditemukan tidak bernyawa menggantung di pintu tahanan dengan banyak luka memar disekujur tubuhnya. Keluarga dan warga mendatangi polsek Biau untuk mempertanyakan kematian anaknya, namun beberapa saat kemudian keadaan menjadi tidak terkendali dan mengakibatkan tujuh orang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Mungkin kejadian-kejadian itu adalah beberapa kejahatan yang muncul kepermukaan yang dilakukan oleh aparat keamanan di Negara kita. walaupun sudah banyak kelakuan bejat lainnya yang polisi lakukan sebelumnya. Seperti kekerasa di kandang sendiri sampai memakan korban, polisi terjerat narkoba, perbuatan mesum yang dilakukannya, dan masih banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh aparat kita yang bertugas sebagai pemberantas kejahatan. Yang jelas saat ini kita harus selalu waspada dimana pun kita berada. Ketika berada di dekat seorang aparat keamanan pun kita harus tetap waspada, karena itu tidak menjamin keselamatan kita.
Dari beberapa pekerjan sampingan tersebut apa yang menjadi landasan para oknum polisi melakukan hal seperti itu? Apakah gaji yang pemerintah berikan masih belum cukup untuk mengisi perut mereka dan nafsu dunia mereka? Tidakkah mereka berpikir lebih dalam sebelum melakukan tindak kejahatan? Pertanyaan itulah yang harus kita lontarkan pada sang pemberantas kejahatan.

oleh Retno Gandaresmi Fitroh
Mahasiswa UPI
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

1 komentar:

  1. https://wsdsite.wordpress.com/2017/11/24/neymar-ngambek-ditanya-soal-real-madrid/

    BalasHapus