Selasa, 03 Mei 2011

pragmatik

Jurnal Pragmatik
Pengamen Merubah Pemikiran dengan Tuturan Perlokusi
Retno Gandaresmi Fitroh
0809453 (Dik 6 C)

Abstrak
Pengamen adalah salah satu petutur yang baik dan dapat mempengaruhi banyak kalangan dengan tuturannya yang sederhana. Dengan tindak perlokusi kita dapat menemukan maksud dan tujuan dari tuturan yang dituturkannya.  Karena pengamen mengharapkan lawan tuturnya dapat melakukan suatu tindakan yang diinginkannya Tuturan  pengamen tidak selamanya mendapat sambutan atau tindakan yang baik dari pendengar tuturan tersebut. Disitulah kita dapat menilai sebesar apa pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh pengamen tersebut. Walaupun demikian, tuturan dari pengamen ini tetap dapat menjadi sebuah bahan belajar baru yang dapat meningkatkan keterampilan belajar berbahasa.
Kata Kunci      : Pragmatik, Lokusi, Ilokusi, Perlokusi, Pengamen
Pendahuluan
Kendati sekarang pekerjaan mulai sulit diperoleh untuk memenuhi semua kebutuhan hidup banyak masyarakat Indonesia mencari nafkah dengan mengamen. Pengamen dapat ditemui dimana saja dan kapan saja. Tidak sulit untuk mencari keberadaan seorang pengamen di pelosok setiap daerah. Dari setiap kumpulan pengamen kita akan mendapatkan sesuatu tuturan yang berbeda dari setiap orangnya. Tuturan yang beraneka akan membuahkan hasil yang berbeda pula. Banyak penilaian masyarakat terhadap tindak tutur dari para pengamen yang terkadang menghasilkan sebuah tindak tutur yang dapat dianalisis dengan perlokusi.
Dengan menganalisi tindak perlokusi seorang pengamen saya akan tahu bagaimana tuturan yang dikatakan oleh pengamen dapat merubah pemikiran seseorang, sehingga orang itu melakukan tindakan sesuai yang diharapkan oleh sang pengamen tersebut.
Dengan analisis dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Apa yang terjadi antara pengamen dengan objek pendengar. Dari tuturan yang disampaikan oleh pengamen, apakah akan berpengaruh terhadap objek pendengar. Dengan penelitian tindak tutur perlokusi akan didapatkan hasil yang diinginkan, walaupun akan ada perbedaan antara pendengar satu dengan yang lainnya tergantung seberapa besar tuturan pengamen dapat mempengaruhi pendengarnya.
Permasalahan yang timbul dalam jurnal ini adalah seperti apa tuturan sang pengamen sehingga dapat mempengaruhi pendengar. apa hubungannya dengan pembelajaran. Sebesar apa pengaruh tuturan pengamen mempengaruhi masyarakat yang mendengarkan.
Pragmatik
Banyak para pakar bahasa memaparkan tentang pragmatik. Pragmatik cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa. Secara eksternal, yakni bagaimana suatu kebiasaan itu digunakan dalam komunikasi. atau dapat dimaknai sebagai studi mengenai makna ujaran dalam situasi tertentu dengan mempelajari maksud suatu ujaran (untuk apa ujaran itu dilakukan). Pragmatik kajian bahasa yang menelaah mengenai relasi antar bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa. Atau merupakan telaah mengenai kemampuan pemakaian bahasa dalam menghubungkan serta menyerasikan kalimat-kalimat dan konteks secara tepat.
Satuan terkecil dari pragmatik adalah tindak tutur (speech act) dan mengkaji maksud suatu ujaran. Dalam pragmatik pembahasan lebih menitik beratkan pada lokusi, ilokusi dan perlokusi. Lokusi, tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Lokusi adalah suatu tindak tutur yang menyatakan sesuatu, semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa ada tendensi untuk melakukan sesuatu dan mempengaruhi lawan bicaranya. Ilokusi, tindak tutur yang mengandung maksud dan berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan, dan dimana tindak tutur tersebut dilakukan. Ilokusi memiliki fungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Perlokusi, tindak tutur yang pengajarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tuturan seseorang terkadang dapat mempengaruhi atau terjadi suatu efek bagi pendengarnya. Efek yang timbul ini bisa terjadi dengan sengaja ataupun tidak disengaja.
Metedologi Pengumpulan Data, Menganalisis Data dan Menyimpulkan Data
sebelum pada bagaimana proses mengumpulkan data, saya akan memaparkan tentang bagaimana awal penelitian ini. pada awalnya dosen meminta kami untuk mencari topic yang bisa dianalisi oleh pragmatik. Minimal tiga topik harus kami siapkan untuk selanjutnya dipilih satu topik oleh dosen untuk kami analisis. untuk mencari topic apa yang akan saya analisis tidak terlalu sulit, karena saya melihat disekitar saya sesuatu hal yang menarik yang bisa saya analisis. ide untuk menganalisis tindak tutur pengamen adalah ketika saya sedang berada disebuah bis, ada seorang pengamen yang bernyanyi dan setelah dia bernyanyi dia mengucapkan sebuah tuturan yang membuat saya tertarik dan merubah pemikiran saya dan mempengaruhi saya untuk melakukan sesuatu yaitu memberinya uang. saya memberinya uang bukan karena nyanyiannya, namun karena tuturannya yang begitu menarik.
untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik rekam, teknik simak dan teknik catat. sebelum pada teknik rekam awalnya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu tuturan pengamen. dimana saya bisa menemukan pengamen agar saya mendapatkan data yang berupa tuturan pengamen.untuk memperoleh data tersebut saya melakukan observasi langsung dengan cara berjalan-jalan dengan bis kota. karena dalam sepanjang perjalanan bis kota saya dapat menemui banyak pengamen yang bernyanyi di dalam bis. pada hari rabu 16 maret saya melakukan observasi tersebut dengan jalur trek ledeng-leuwi panjang dan kembali lagi leuwi panjang-ledeng. namun sayangnya ketika dibutuhkan para pengamen itu entah kemana. selama perjalanan itu saya hanya menemui tiga orang pengamen saja, dan itu pun tutran yang mereka sampaikan tidak begitu menarik bagi saya. namun ada salah satu pengamen yang tutrannya cukup menarik dan lagu yang dibawakannya pun menarik dan mampu merubah perasaan saya. ketika pengamen itu bernyanyi saya mulai merekam kegiatannya, dari mulai bernyanyi sampai tuturan yang saya perlukan itu mereka sampaikan dan berakhir ketika pengamen itu berhenti bertutur.
selanjutnya adalah teknik simak, dimansa saya memasukan data rekaman yang saya dapat ke dalam laptop. setelah itu saya berulang-ulang memutar rekaman tersebut, saya simak setiap kata yang di ucapkan oleh sang pengamen ketika melakukan tuturan. namun sayangnya suara sang pengamen tidak terlalu jelas karena bising dari kendaraan lain dan ramainya penumpang bis. walaupun demikian saya mendapatkan data yang saya perlkan tersebut. setelah menyimak berulang kali, saya memulai untuk mencatat kata demi kata setiap tuturan yang terucap dari pengamen tersebut. untuk mendapatkan data tulisan yang akurat saya memutar kembali rekaman tersebut dan menyamakan dengan catatan hasil menyimak saya.
untuk menganalisis data ini saya menggunakan tindak perlokusi. dikarenakan tuturan pengamen dapat merubah pemikiran seseorang dan dapat membuat seseorang itu melakukan apa yang diinginkan oleh sang pengamen. sebelum menganalisis data yang saya dapatkan , terlebih dahulu saya membaca dan memahami apa itu tindak perlokusi dan saya membaca juga beberapa contoh analisis perlokusi sebuah data yang sudah ada. setelah membaca dan memahami apa itu perlokusi dan bagaimana menganalisi data dengan tindak perlokusi, saya mulai menganalisis setiap kalimat dari data yang saya dapatkan. hampir setiap kalimat yang dituturkan oleh pengamen tersebut dapat dianalisis dengan tindak perlokusi.  dan disini saya tidak hanya menganalisis tuturan pengamennya saja, namun dengan salah satu yang dibawakannya yang dapat mempengaruhi lawan tutur atau pendengar untuk melakukan suatu tindakan.
untuk mendapatkan kesimpulan, adalah dengan menelaah kembali jurnal yang dibuat dari awal hingga penelitian atau analisis berakhir. setelah itu barulah kita dapat menyimpulkan apa yang ada dalam analisis jurnal ini. kita dapat mengambil kesimpulan dari materi dan hasil analisis.
Deskripsi Data dan Analisis Data
Secara sengaja ataupun tidak sengaja, tindak perlokusi dikreasikan oleh penutur untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tuturan pengamen juga banyak mengandung tindak perlokusi yang bertujuan agar lawan tuturnya terpengaruh dengan pemikirannya sehingga lawan tuturnya itu mau melakukan sebuah tindakan yang sesuai dengan keinginan si penutur (pengamen).
Tuturan Pengamen
itulah beberapa tembang yang dapat kami bawakan
semoga dapat berkenan di hati para penumpang
mohon maaf apabila kami mengganggu kenyamanan anda semua
semoga anda semua selamat sampai tujuan
jangan lupa cek kembali barang bawaan anda seperti dompet dan hand phone jangan sampai ketinggalan
kami tidak meminta nilai yang besar, kami hanya meminta uang kecil saja,
jika anda tidak suka dengan kami, anda tidak perlu berpura-pura tidur atau sibuk smsan
jika anda tidak akan memberi alangkah baiknya anda membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman
 karena itu akan membuat kami lebih merasa dihargai
 terima kasih kepada para penumpang
sekian dari kami, akhir kata kami ucapkan terima kasih
Dalam tuturan di atas tindak perlokusi sangat terlihat jelas pada beberapa kalimat tersebut, misalnya jangan lupa cek kembali barang bawaan anda seperti dompet dan hand phone jangan sampai ketinggalan. Kalimat inilah yang dapat mempengaruhi lawan tutur atau pendengar di dalam bis. Dari kalimat ini jelas bahwa pengamen member peringatan agar penumpang lebih hati-hati dan mengecek bawaannya masing-masing.
Selain kalimat tersebut ada lagi tuturan perlokusi yang terdapat pada tuturan pengamen tersebut, yaitu kami tidak meminta uang yang besar, kami hanya meminta uang kecil saja. Dari tuturan tersebut sudah pasti bahwa tuturan tersebut adalah tindak perlokusi, dimana pengamen mengharapkan sebuah tindakan dari para penumpang untuk member mereka uang, walau dalam jumlah kecil.
Jika anda tidak suka dengan kami, anda tidak perlu berpura-pura tidur atau sibuk smsan. Kalimat ini juga merupakan tindak perlokusi yang dituturkan oleh pengamen. Maksud dari tuturan ini adalah agar penumpang tidak berpura-pura tidur saat mereka bernyanyi dan selesai bernyanyi. Hal ini dilakukan oleh para pengamen karena tidak sedikit penumpang yang memang berpura-pura tidur untuk menghindari pengamen.
Jika anda tidak akan memberi alangkah baiknya anda membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman. Dan ini adalah tindak perlokusi terakhir yang saya temukan dari tuturan pengamen. Menurut saya dengan menuturkan hal ini penumpang dapat lebih baik memperlakukan pengamen, walaupun penumpang tersebut tidak member uang kepada pengamen akan tetapi pengamen merasa lebih dihargai ketika penumpang tersebut tersenyum dan melambaikan tangannya apalagi jika ditambah dengan mengucapkan kata maaf. Ketika penumpang melakukan tindakan tersebut, pengamen pun merasa lebih dihargai daripada penumpang menghindar dari pengamen dengan alasan tidur dan lainnya. Jadi dari tindak perlokusi ini dapat terjadi saling menghormati antar sesama, tidak ada yang tersakiti karena tindakan atau sebuah tuturan yang kurang baik.
Terkadang tututran seorang pengamen tidak digubris oleh penumpang, karena pemikiran setiap orang itu berbeda. selain mengutarakan pendapat sendiri dalam jurnal ini pun membahas bagaimana penilaian penumpang lain terhadap tuturan pengamen tersebut.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan atau menyimak apa yang pengamen tersebut tuturkan. Namun mereka lebih melihat penampilan dari pengamen itu sendiri. jika pengamen itu terlihat seperti pemabuk dengan mata merah atau pengamen yang suka “ngelem” penumpang tersebut tidak memberikan uang. Namun sebaliknya jika pengamen tersebut lebih bersih dan rapi mereka tidak akan sayang terhadap uangnya untuk diberikan kepada pengamen tersebut.
Selain itu ada pula penumpang yang tidak memberi uang kepada pengamen tersebut akibat tuturannya tadi. Hal ini terjadi dikarenakan penumpang tersebut merasa pengamen itu kurang sopan dan kurang bisa menjaga omongannya sehingga dapat menyinggung perasaan orang lain.
Kesimpulan dan Implikasi bagi Pembelajaran Bahasa
Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari hasil analisis tindak perlokusi dari tuturan pengamen adalah setiap perkataan seseorang mempunya maksud dan tujuan yang tidak sama dengan cara analisis yang berbeda pula. Seperti pemaparan analisis pada sebelumnya, dapat kita ambil bahwa tuturan siapa saja dapat mempengaruhi siapa saja. Termasuk tuturan dari seorang pengamen pun dapat mempengaruhi seorang pejabat. Tuturan tidak memandang siapa penuturnya dan siapa yang mendengar tuturan tersebut sehingga dapat mempengaruhi, Namun yang berpengaruh dan berperan penting adalah seberapa besar tuturan yang dikatakan oleh penutur dapat mempengaruhi yang mendengarkan tuturan tersebut dan dimana pun tempatnya.
Implikasi dari tindak perlokusi ini terhadap pembelajaran bahasa adalah, kita dapat menjadikan hasil analisis ini menjadi sebuah sumber belajar yang sangat berguna untuk kemajuan bahasa. Dengan adanya analisis ini kita mempunya contoh baru yang berada dilingkungan kita tentang contoh tuturan yang dapat di analisis dengan tindak perlokusi. Selain itu kita dapat membedakan antar analisis dengan menggunakan tindak perlokusi dengan topik yang berbeda, siapa penuturnya, dimana, dan bagaimana. Semua itu akan menghasilkan sesuatu yang berbeda walau ditemukan dan dianalisis dengan cara yang sama.

Pustaka Acuan
awan80.blogspot.com/2008/07/tindak-tutur.html
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford University Press: New York
Saifullah, Aceng Ruchendi.2002.Laporan Jurnal Pragmatic Dari Morris Sampai Van Dijk Dan Perkembangannya Di Indonesia.artikulasi, vol.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar